BLINKING RATE FOR DETECTING LIES OR TRUTH

Scientist mengatakan  manusia melakukan 15-20 kali kedipan per menit, sehingga dalam 1 jam ada sekitar 1200 kali dan dalam sehari kita berkedip sekitar 28.800 kali. Alasan ilmiah mengapa mata perlu berkedip karena mata perlu dibasahi. Kenyataannya kita butuh 10% dari waktu kerja kita, untuk bekerja  dengan mata tertutup. Penelitian terbaru dari Japan Osaka university menemukan kedipan mata adalah cara membuat otak beristirahat sesaat, memberikan kesempatan pikiran membara dan berhenti. 

Bagaimana hubungannya dengan kebohongan?

Saat seseorang mengatakan kebohongan, kedipan mata menjadi berkurang dari biasanya, namun setelah itu meningkat lebih cepat hingga 8 kali. Temuan ini, yang dilaporkan dalam Journal of Non-verbal Behavior banyak digunakan  oleh polisi atau security forces ketika menginterview seseorang yang diduga berbohong.

Dr Sharon Leal, co-author dari penelitian di Portsmouth university mengatakan “sangat mencolok pola yang ditunjukkan oleh orang yang berbohong atau yang jujur ketika berkata-kata.” Penelitian dilakukan pada  sejumlah orang sebagai volunteer. Partisipan dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama diminta melakukan tugas seperti biasanya dalam waktu 10 menit, kemudian kelompok kedua diminta mencuri kertas dokumen dari kantor tersebut dan menolak mengakuinya.

Kedua kelompok tersebut kemudian diminta untuk menceritakan kembali apa yang sudah mereka lakukan.

Selama proses interview, kedipan mata keduanya masih terlihat sama. Mata kedua partisipan dimonitor dengan elektroda yang ditempatkan diatas dan dibawah mata yang memonitor setiap gerakan. Hasilnya : ketika pertanyaan disampaikan dan jawaban diberikan, frekwensi kedipan mata pembohong menjadi turun. Hal yang kontras adalah pada grup yang jujur kedipan matanya justru meningkat meskipun ini sudah mempertimbangkan asumsi adanya kecemasan saat dilakukan pengetesan. Setelah pengetesan itu, frekwensi kelompok yang bohong meningkat, sementara kelompok yang jujur tetap sama.

Peneliti meyakini bahwa ada upaya untuk menutupi kebohongannya yang menjadi alasan mengapa kelompok orang yang berbohong tidak berkedip saat berbohong. Liars (orang yang berbohong) harus menutupi sedemikian rupa hingga kebohongan yang dibuatnya tidak ketahuan dan seakan menjaga agar observer tidak menemukan sesuatu. Liars harus mengingat pernyataan pertamanya, sehingga mereka terlihat konsisten saat menceritakan kembali, dan paham mereka mengatakan apa kepada siapa. Liars menjadi lebih meningkat untuk memonitor dan mengontrol sikap sehingga mereka terlihat jujur. Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya akan jatuh juga. Secara kognitif (pikiran) dan feeling (perasaan) manusia akan lelah hingga tanpa disadari tubuh akan memberikan sinyal saat lengah. Alasan mengapa ada peningkatan kedipan saat setelah melakukan kebohongan kemungkinan disebabkan karena pelepasan energi yang menekan selama berbohong, ini juga semacam katup pengaman dari kelopak mata yang ditahan  agar tetap dalam kondisi terbuka saat menyatakan kebohongan.

 

Disarikan dari berbagai sumber oleh Monica Kumalasari sebagai bacaan ringan yang menginspirasi, tidak untuk penulisan ilmiah.